lambat
laun mata ini terbuka, menatap keadaan masyarakat yg disebut warga
negara Indonesia, pertanyaan tentang mengapa negara ini tak kunjung maju
maju disebabkan berbagai persoalan masa lalu khususnya peristiwa
peristiwa yg mengorbankan umat manusia dg jumlah yg tak sedikit tidak
segera diselesaikan dg tepat dan tegas.
seolah
olah pemegang jabatan hanya sekedar melontarkan janji manis kemudian
berlalu dg masalah kasur dan dapurnya sendiri, pintar dalam melemparkan
alasan untuk lepas dari pertanggungjawaban.
masyarakat
kini semakin sakit dan sakitnya makin akut, bayangkalah wahai sodaraku,
dijaman yg bisa dikatakan teknologi semakin modern namun ada sebagian
masyarakat masih buta wacana kekinia, masih terbelenggu oleh trauma
ketakutan peristiwa 65, amit amit dan jangan jangan ada juga yg masih
menyimpan dendam kesumat walau sekedar tersimpan dalam kotak keluarga
masing masing,,,,
wahai sodaraku,,
sungguh
mengerikan jika yg terjadi dalam membangun kemerdekaan ini berlandaskan
dendam kesumat pastinya pertumpahan darah akan terulang terulang
terulang kembali,,,
apalah artinya beribu ribu lembar peraturan dan hukum ditulis hanya menghabiskan kertas dan pepohonan,,,,,,
namun saudaraku,,,kita tidak boleh berkecil hati, harapan adanya perbaikan dan perubahan tetap harus kita jaga selama nyawa dikandung badan, bisa jadi engkau yg dapat memahami langkah apa yg harus dilakukan,,,
seiring waktu nyanyian lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita, bukan suatu alasan untuk kita tinggalkan,,
beji, 17 11 2013, dini hari